✿♥ inni Faqiran ila Allah ♥✿

"thabbit Qulubana, Ya Rabb!"

[Dalam Dekapan Ukhuwah 2 # Iman Tak Sendiri]

[Dalam Dekapan Ukhuwah 2 # Iman Tak Sendiri]

"Injak kepalaku ini hai Bilal!"
"Demi Allah ku mohon injaklah!"

Abu Dzar Al-Ghiffari meletakkan kepalanya di tanah berdebu.
Dilumurkannya pasir ke wajahnya dan dia menunggu penuh mengharap terompah Bilal segera mendarat di pipinya.

"Ku mohon Bilal saudaraku, " rintihnya
"Injaklah wajahku. Demi Allah aku bergarap dengannya Allah mengampuni dan menghapus sifat jahiliyah dalam jiwaku."

Abu Dzar ingin sekali menangis. Dia menyesal. Dia sedih. Dia takut.
Dia marah pada dirinya. Dia begitu lemah berhadapan dengan hawa nafsunya.
Maka dengan kepala berselaput debu dia mengerang,
"Ku mohon injaklah kepalaku!"

Sayang, Bilal terus menggeleng dengan mata berkaca-kaca.

Peristiwa itu memang menjadi kekesalan Abu Dzar pada Bilal.
Dia merasa Bilal tak mengerjakan sebuah amanah dengan utuh.
Abu Dzar kecewa dan sayang, dia tak dapat menahan diri.
Dari lisannya terlontar kata-kata kasar.
Abu Dzar sempat berteriak melenting,
"Hai anak budak Hitam!"

Rasulullah yang mendengar herdikan Abu Dzar pada bilal itu memerah wajahnya.
Dengan bergegas bagai petir menyambur, baginda hampiri dan menegur Abu Dzar.
"Engkau!"
Sabdanya dengan telunjuk mengarah ke arah Abu Dzar,
"Sungguh dalam dirimu terdapat jahiliyah"

Maka Abu Dzar yang dikejutkan hakikat dan disergap rasa bersalah
Dia lantas bersujud dan memohon Bilal menginjak kepalanya.
Berulang-ulang dia memohon.
Tapi Bilal tetap tegak mematung.
Dia marah tapi juga haru.
"Aku memaafkan Abu Dzar Ya Rasulullah" kata Bilal.
"Dan biarlah urusan ini tersimpan di sisi Allah, menjadi kebaikan bagiku kelak."

Hati Abu Dzar rasanya perih mendengar.
Alangkah lebih ringan andai semua ini ditebusnnya di dunia.
Alangkah tidak nyaman menelusuri sisa umur dengan rasa bersalah yang tak terlupakan.

Demikianlah Abu Dzar, sahabat Rasulullah yang mulia.
Adapun kita, dengan segala kelemahan dan kealpaan dalam menjaga persaudaraan
mungkin tak hanya satu jari yang harus ditelunjukkan ke wajah kita
Lalu sebuah kesedaran menyentak,

"Engkau! Dalam dirimu masih terdapat jahiliyah!"

DDU, Salim A.fillah.



Mutah,
1/3/2013
Road to AGM~

2 comments:

ok,seperti biasa pasti anda membayangkan watak itu bukan?
jom get ready to KARISMa..!!

 

Rindu team teater mutah :)

 

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...